Pendarahan saat hamil adalah salah satu keluhan yang paling sering membuat ibu hamil merasa cemas. Meskipun tidak selalu berbahaya, pendarahan dapat menjadi tanda masalah serius yang memerlukan perhatian medis segera. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil mengetahui penyebab, gejala yang harus diwaspadai, cara pencegahan, serta penanganan yang tepat.
Penyebab Pendarahan Berdasarkan Trimester
Trimester Pertama (0–12 Minggu)
- Pendarahan implantasi: Terjadi saat sel telur menempel di dinding rahim, biasanya ringan dan tidak disertai nyeri hebat.
- Perubahan hormon: Dapat menyebabkan flek ringan.
- Keguguran: Ditandai pendarahan banyak, kram perut, dan keluarnya jaringan.
- Kehamilan ektopik: Kehamilan terjadi di luar rahim, biasanya menyebabkan nyeri perut tajam dan pendarahan.
Trimester Kedua (13–27 Minggu)
- Iritasi serviks: Bisa terjadi setelah hubungan intim atau pemeriksaan dalam.
- Plasenta previa: Plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, menyebabkan pendarahan tanpa nyeri.
- Solusio plasenta: Plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya, ditandai nyeri perut hebat dan pendarahan.
Trimester Ketiga (28–40 Minggu)
- Persalinan prematur: Pendarahan bisa disertai kontraksi teratur.
- Robekan plasenta: Mengancam keselamatan ibu dan bayi.
- Tanda persalinan: Pendarahan bercampur lendir bisa menandakan pembukaan serviks.
Gejala yang Harus Diwaspadai
- Pendarahan banyak hingga mengganti pembalut lebih dari 1 per jam
- Pendarahan disertai gumpalan atau jaringan
- Nyeri perut tajam dan terus-menerus
- Pusing, lemas, atau pingsan
- Demam atau keluar cairan berbau
Jika mengalami gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter atau IGD.
Cara Mengatasi dan Pencegahan
- Istirahat total (bed rest) bila disarankan dokter
- Hindari aktivitas berat, mengangkat beban, dan olahraga berisiko tinggi
- Perbanyak minum air putih dan konsumsi makanan bergizi
- Kontrol rutin kehamilan sesuai jadwal
- Segera konsultasi bila muncul flek atau darah agar mendapatkan penanganan dini
Kesimpulan
Pendarahan saat hamil bisa menjadi kondisi normal seperti pendarahan implantasi, namun juga dapat menandakan masalah serius seperti keguguran, plasenta previa, atau solusio plasenta. Kuncinya adalah deteksi dini, pemeriksaan rutin, dan penanganan cepat agar kesehatan ibu dan janin tetap terjaga.